Ekonom Indef tekankan pentingnya hilirisasi pertanian

Rabu, 4 September 2024 17:13 WIB

Denpasar (ANTARA) - Ekonom senior dari Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Dradjad Hari Wibowo menekankan pentingnya hilirisasi pertanian termasuk di Bali dengan menerapkan prinsip kelestarian untuk memberi nilai tambah lebih besar dan memperluas lapangan pekerjaan.

“Jangan melihat kelestarian itu sebagai biaya karena sudah terbukti kelestarian itu adalah sumber pertumbuhan,” kata Dradjad Hari Wibowo di sela kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar, Bali, Rabu.

Ia menjelaskan ada tiga prinsip kelestarian yang tak hanya memenuhi kebutuhan di dalam negeri tapi syarat untuk diterima di pasar internasional yakni lestari produksi, sosial dan ekologi atau lingkungan.

Dradjad menambahkan lestari produksi berkaitan dengan ekonomi, kemudian lestari sosial dengan melibatkan partisipasi masyarakat termasuk tidak ada diskriminasi gender dan lestari ekologi dengan tidak merusak alam atau lingkungan.

Adapun di Bali produk pertanian dalam arti luas mencakup perikanan, hasil perkebunan hingga kerajinan berupa ukiran kayu. Produk pertanian tersebut dapat menghasilkan nilai tambah melalui proses hilirisasi.

Dengan tiga prinsip kelestarian itu juga diharapkan menjaga kelestarian sumber air di Bali mengingat pulau itu menjadi daerah tujuan wisata.

“Turis perlu air, kalau Bali tidak menjaga kelestarian air, lama-lama orang jadi tidak mau ke Bali karena kurang air. Belum lagi air untuk kebutuhan penduduk,” ucapnya.

Ia memberikan contoh produk kayu lapis yang tidak menjaga kelestarian dalam hilirisasi sehingga tidak memberikan dampak signifikan kepada sosial ekonomi masyarakat.

Begitu juga sektor migas, kata dia, yang masih diimpor salah satunya dari Singapura mendorong kehilangan potensi ekonomi besar apabila tidak ada hilirisasi.

“Kita harus impor (BBM) dari Singapura karena kita tidak membuat pengilangan yang bagus jadi kerugiannya panjang sekali. Jadi hilirisasi harus kita lakukan,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, nilai ekspor barang dari Bali pada periode Januari-Juli 2024 mencapai 375 juta dolar AS atau naik 12,90 persen dibandingkan periode sama 2023 mencapai 332 juta dolar AS.

Amerika Serikat menjadi pangsa pasar ekspor terbesar dengan porsi mencapai 27 persen dari total nilai kumulatif ekspor.

 

Porsi ekspor pada Januari-Juli 2024 itu didominasi ekspor produk industri pengolahan sebesar 91 persen atau sebesar 341,8 juta dolar AS, sisanya sebesar 8 persen adalah pertanian dan 0,06 persen lainnya adalah ekspor produk pertambangan.

Ada pun kontribusi komoditas dari Bali yang diekspor pada Juli 2024 yakni sebesar 24 persen dari ikan, krustasea (udang) dan moluska (kerang hingga cumi-cumi) dengan nilai mencapai 12,3 juta dolar AS.

Sisanya ekspor pakaian dan aksesoris, logam mulai dan perhiasan, perabotan, lampu dan alat penerangan, kayu dan barang dari kayu, kertas, karton, pakaian rajutan, hingga barang anyaman.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor: Faisal Yunianto

Copyright © ANTARA 2024

https://www.antaranews.com/berita/4308099/ekonom-indef-tekankan-pentingnya-hilirisasi-pertanian?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category

  • Hits: 19

Dradjad Wibowo: Hilirisasi Sektor Pertanian Krusial untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Berikan Kuliah Umum di Fakultas Pertanian Unud

04 Sep 2024 18:09:13

DENPASAR, NusaBali.com - Hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, menjadi fokus utama dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dr Dradjad Hari Wibowo, ekonom senior dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) sekaligus Ketua dan Pendiri Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC), dalam kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali

Dalam kuliah umum dengan tema 'Hilirisasi sebagai Perubahan Struktural dan Pentingnya Kelestarian: Pengalaman Hilirisasi Pertanian dan Non Pertanian di Indonesia' tersebut, Dradjad menekankan bahwa hilirisasi menjadi sangat penting agar Indonesia tidak kehilangan potensi pendapatan negara, termasuk dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. "Jika hilirisasi tidak dilakukan, potensi kehilangan pendapatan negara akan sangat besar," tegas Dradjad.

Ia kemudian memberikan contoh konkret dari sektor kayu lapis, yang pernah menjadi salah satu industri besar Indonesia namun mengalami kemunduran karena kurangnya perhatian terhadap kelestarian sumber daya. "Saya sudah tunjukkan hilirisasi kayu lapis itu hasilnya sangat besar sekali, tapi karena kita tidak menjaga kelestarian, akhirnya industri tersebut ambles," ungkapnya.

Dradjad juga mengkritisi kurangnya hilirisasi di sektor minyak dan gas (migas) yang menyebabkan Indonesia kehilangan potensi ekonomi besar, tidak hanya di masa lalu tetapi juga saat ini.

"Efeknya, industri tekstil kita ikut jadi korban karena kita tidak punya industri PET (polyethylene terephthalate) yang memadai," ujar Dradjad. Ia menambahkan, "Indonesia harus impor dari Singapura karena tidak ada pengilangan minyak yang bagus, yang menyebabkan kerugian negara yang cukup panjang."

Lebih lanjut, Dradjad menekankan pentingnya hilirisasi di sektor pertanian, yang menurutnya harus dilakukan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam.

"Pertanian itu berasal dari sumber daya yang terbarukan, kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis. Kita harus belajar dari industri bubur kertas, memenuhi syarat kelestarian bukan hanya di Indonesia, tetapi juga kelestarian global," tuturnya.

Dradjad menjelaskan bahwa hilirisasi di sektor pertanian harus memenuhi tiga syarat kelestarian: kelestarian produksi, sosial, dan ekologi. "Lestari produksi dilihat dari sisi ekonomi, sementara kelestarian sosial harus melibatkan masyarakat adat dan tak ada diskriminasi gender. Kemudian, kelestarian ekologi harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan lingkungan, termasuk di Bali yang tidak boleh bergantung hanya pada turis saja," jelasnya.

 

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air di Bali. "Bali sangat krusial karena Bali tergantung dengan turis. Turis perlu air, kalau Bali tidak menjaga kelestarian air, lama-lama orang jadi tidak mau ke Bali karena kurang air," kata Dradjad.

"Belum lagi kebutuhan air untuk penduduk. Kelestarian air harus dijaga di Bali. Turis datang ke Bali karena alamnya, karena sawah yang cantik, pantai yang indah, dan lainnya. Kalau itu tidak dijaga, turis akan kabur. Kelestarian adalah sumber bagi pertumbuhan," pungkasnya.

Kuliah umum ini mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa dan dosen, yang semakin memahami pentingnya hilirisasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penulis : Mao

Editor : lan

https://www.nusabali.com/berita/175163/dradjad-wibowo-hilirisasi-sektor-pertanian-krusial-untuk-pertumbuhan-ekonomi-indonesia#google_vignette

  • Hits: 21

Hilirisasi Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rabu, 04 September 2024 / 21:21 WIB

Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

 

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hilirisasi menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik. Tanpa hilirisasi, potensi kehilangan pendapatan negara, termasuk yang berasal dari masyarakat, akan sangat besar.

Pernyataan ini disampaikan oleh ekonom senior dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Dradjad Wibowo, dalam sebuah kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali pada 9 April 2024.

"Saya sudah tunjukkan bahwa hilirisasi kayu lapis memberikan hasil yang sangat besar, tetapi karena kita tidak menjaga kelestariannya, industri tersebut akhirnya runtuh. Kita juga kehilangan potensi ekonomi yang besar karena tidak melakukan hilirisasi di sektor migas. Ini bukan hanya terjadi di masa lalu, tetapi juga sekarang. Industri tekstil kita turut menjadi korban karena kita tidak memiliki industri PET (polyethylene terephthalate)," ungkap Dradjad dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (4/9).

Lebih lanjut, Dradjad menjelaskan bahwa Indonesia terpaksa mengimpor dari Singapura karena tidak memiliki kilang minyak yang memadai, yang menyebabkan kerugian negara dalam jangka panjang.

Di sektor pertanian, hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi, juga menjadi hal yang sangat penting.

"Pertanian berasal dari sumber daya yang terbarukan. Kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis. Kita harus belajar dari industri bubur kertas dengan memenuhi syarat kelestarian yang tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di pasar global," kata Dradjad, yang juga merupakan ketua sekaligus pendiri Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC).

Dradjad menegaskan bahwa hilirisasi di sektor pertanian harus memenuhi tiga prinsip kelestarian, yaitu kelestarian produksi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi/lingkungan.

Kelestarian produksi dilihat dari sisi ekonomi, sementara kelestarian sosial harus melibatkan masyarakat adat dan lokal, tanpa eksploitasi pekerja dan diskriminasi gender. Kelestarian ekologi harus memastikan tidak ada kerusakan lingkungan, termasuk hutan dan alam.

Terkait Bali, Dradjad menyebut bahwa pulau ini memiliki komoditas unggulan seperti ikan, jeruk, kopi, kayu, dan ukiran.

"Kelestarian tidak boleh dipandang sebagai biaya, karena kelestarian telah terbukti menjadi sumber pertumbuhan. Bali sangat krusial karena ketergantungannya pada turis. Turis membutuhkan air, dan jika Bali tidak menjaga kelestarian air, lama-lama orang tidak akan mau datang ke Bali karena kekurangan air," jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kelestarian air harus dijaga di Bali, tidak hanya untuk turis tetapi juga untuk kebutuhan penduduk.

"Turis datang ke Bali karena alamnya, mereka suka dengan sawah yang cantik dan pantai yang indah. Jika itu tidak dijaga, turis akan pergi. Kelestarian menjadi sumber pertumbuhan," tegas Dradjad.

https://nasional.kontan.co.id/news/hilirisasi-penting-untuk-pertumbuhan-ekonomi-indonesia

  • Hits: 23

Dradjad Wibowo: Hilirisasi dan Menjaga Kelestarian Alam Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 4 September 2024 - 22:03 WIB

Oleh : Agus Rahmat

Bali, VIVA – Ekonom senior Insttitute for Development of Economic and Finance (INDEF), Dradjad Wibowo mengatakan hilirisasi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Bila hilirisasi ini tidak dilakukan, pendapatan negara termasuk dari masyarakat  akan sangat besar berpotensi hilang.

Itu dipaparkan Dradjad, saat memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali, 4 September 2024.

“Saya sudah tunjukkan hilirisasi kayu lapis itu hasilnya sangat besar sekali tapi karena kita tidak menjaga kelestarian akhirnya ambles industri nya. Saya juga sudah tunjukkan migas kita tidak melakukan hilirisasi, kita kehilangan potensi ekonomi besar sekali. Bukan hanya dulu tapi sekarang. Efeknya kan industri tekstil kita ikut jadi korban karena kita tidak punya industri PET (polyethylene terephthalate),” jelas Dradjad, dalam keterangannya.

Lebih lanjut Dradjad mengatakan, kita harus impor lagi dari Singapura lantaran tidak punya kilang minyak yang memadai. Akibatnya kerugian dialami negara dalam jangka panjang. Sementara sektor pertanian, jelas Dradjad, menjadi penting untuk dilakukannya hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

“Pertanian itu berasal dari sumber daya yang terbarukan, kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis. Kita harus belajar dari industri bubur kertas, memenuhi syarat kelestarian yang bukan hanya syarat kelestarian Indonesia saja, tapi syarat kelestarian yang diakui pasar global,” lanjut ketua sekaligus pendiri Indonesia Forestry Certification Cooperatiaon (IFCC) ini. 

Jelas Dradjad, untuk hilirisasi pada sektor pertanian, tiga prinsip kelestarian yang harus dipenuhi. Yaitu lestari produksi, lestari sosial, serta lestari ekologi/ lingkungan. 

Untuk lestari produksi, Dradjad mengatakan hal itu bisa dilihat dari sisi ekonominya. Lestari sosial yakni menjadi keharusan melibatkan masyarakat adat, lokal. Juga tidak melakukan eksploitasi pekerja hingga diskriminasi gender.

https://www.viva.co.id/bisnis/1748987-dradjad-wibowo-hilirisasi-dan-menjaga-kelestarian-alam-penting-untuk-pertumbuhan-ekonomi-nbsp

  • Hits: 19

Menakar Pentingnya Hilirisasi bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Anto Kurniawan Rabu, 04 September 2024 - 17:52 WIB

JAKARTA - Hilirisasi menjadi hal penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, lantaran bisa menekan potensi kehilangan pendapatan negara . Hal tersebut disampaikan oleh ekonom senior Insttitute for Development of Economic and Finance (INDEF) Dradjad Wibowo saat kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali, Rabu (4/9/2024).

"Saya sudah tunjukkan hilirisasi kayu lapis itu hasilnya sangat besar sekali, tapi karena kita tidak menjaga kelestarian akhirnya ambles industrinya. Saya juga sudah tunjukkan migas kita tidak melakukan hilirisasi, kita kehilangan potensi ekonomi besar sekali. Bukan hanya dulu, tapi sekarang. Efeknya kan industri tekstil kita ikut jadi korban karena kita tidak punya industri PET (polyethylene terephthalate)," kata Dradjad.

Indonesia, lanjut Dradjad, harus impor dari Singapura karena tidak memiliki kilang minyak yang memadai. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang cukup panjang.

Pada sektor pertanian, Dradjad menambahkan, tentu saja menjadi hal penting untuk dilakukannya hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

"Pertanian itu berasal dari sumber daya yang terbarukan. Kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis. Kita harus belajar dari industri bubur kertas, memenuhi syarat kelestarian yg bukan hanyabsyarat kelestarian Indonesia saja, tapi syarat kelestarian yang diakui pasar global," kata Dradjad yang juga ketua sekaligus pendiri Indonesia Forestry Certification Cooperatiaon (IFCC) ini.

Dradjad juga menerangkan, hilirisasi pada sektor pertanian harus memenuhi tiga prinsip kelestarian, yaitu lestari produksi, lestari sosial, serta lestari ekologi/lingkungan. Lestari produksi, kata Dradjad dilihat dari sisi ekonominya. Sementara, lestari sosial harus melibatkan masyarakat adat, lokal, tak ada eksploitasi pekerja, tidak ada diskriminasi gender.

"Kemudian lestari ekologi, jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan, tidak merusak hutan serta alam."

Sambung dia menambahkan, Bali punya komoditas ikan, jeruk, kopi, kayu, juga ukir-ukiran. "Intinya, jangan melihat kelestarian sebagai biaya karena sudah terbukti kelestarian itu adalah sumber pertumbuhan. Bali sangat krusial karena Bali tergantung dengan turis. Turis perlu air, kalau Bali tidak menjaga kelestarian air, lama-lama orang jadi tidak mau ke Bali karena kurang air,” ujarnya.

Dradjad mengungkapkan, air juga penting untuk kebutuhan penduduk. Karena itu, kelestarian air harus dijaga di Bali. "Turis sebagian datang ke Bali karena alam, karena mereka suka sawah yang cantik, lihat pantainya yang bagus, dan lain sebagainya. Kalau itu tidak dijaga, turis akan kabur. Kelestarian menjadi sumber bagi pertumbuhan," pungkasnya.

https://ekbis.sindonews.com/read/1449311/34/menakar-pentingnya-hilirisasi-bagi-pertumbuhan-ekonomi-nasional-1725451790

  • Hits: 20

Page 4 of 28

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id