Mengapa program makan bergizi gratis ala Prabowo-Gibran dikhawatirkan tidak tepat sasaran dan 'menggerogoti' anggaran?

BBC News Indonesia, 26 Juni 2024

Pemerintah Indonesia telah menyiapkan Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis yang diusung presiden terpilih Prabowo Subianto di 2025, meski hingga kini belum jelas detail teknis terkait penerapan dan sasarannya. Apa yang harus dilakukan agar program ini tidak sekadar jadi beban APBN?

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mencapai kesepakatan dengan tim transisi pemerintahan Prabowo untuk mengalokasikan dana sekitar Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis di rancangan APBN 2025.

"Untuk postur APBN sudah kita masukkan dan sudah disepakati oleh bapak presiden terpilih [Prabowo], yaitu dimulai bertahap dengan anggaran awal Rp71 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers di Jakarta pada Senin (24/6).

Sri memastikan alokasi dana program ini tidak akan membuat defisit anggaran 2025 membengkak hingga keluar dari kisaran yang ditargetkan pemerintah: antara 2,29% dan 2,82% dari PDB.

Namun, tambahnya, rancangan APBN 2025 belum final, karena pemerintah masih akan membahasnya lebih lanjut bersama parlemen. Targetnya, versi akhirnya akan disahkan saat sidang paripurna DPR pada minggu kedua Juli mendatang.

Di luar itu, Sri enggan membahas lebih jauh mengenai program makan bergizi gratis.

"Detail mengenai program makan bergizi gratis ini nanti akan dijelaskan oleh tim dari presiden terpilih," katanya.

Di acara yang sama, hadir pula Thomas Djiwandono, bendahara umum Partai Gerindra sekaligus anggota bidang ekonomi dan keuangan di Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun, ia pun tidak bicara banyak.

"Kami juga punya kesepahaman pandangan [dengan pemerintah], bahwa program bantuan makanan bergizi harus dilakukan bertahap dengan perencanaan yang matang dan perbaikan-perbaikan setiap tahun, sehingga pelaksanaannya akan mencapai titik 100% secepat-cepatnya," kata Thomas, yang adalah keponakan Prabowo.

Saat wartawan menanyakan cara penyaluran dana program makan bergizi gratis serta sasarannya di 2025, Thomas hanya menjawab, "Ini sedang dipikirkan secara internal."

Setelah APBN 2025 disahkan, barulah Thomas bilang ia bisa menjelaskan segala hal terkait program tersebut dengan lebih mendetail.

Gonta-ganti konsep dan sasaran program

Di masa kampanye jelang pemilu presiden 2024, Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka, dan tim kampanyenya rajin menggaungkan program makan siang dan susu gratis, yang disebut membutuhkan dana hingga Rp460 triliun per tahun.

Saat menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta pada November 2023, Prabowo menyampaikan bahwa program itu menyasar hampir 83 juta orang, termasuk 30 juta anak usia dini, 24 juta siswa SD, 9,8 juta murid SMP, 10,2 juta murid SMA dan SMK, 4,3 juta santri, dan 4,4 juta ibu hamil.

Dengan memberikan makan siang dan susu gratis ke para pelajar serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil, Prabowo berharap dapat menangani masalah stunting dan ujung-ujungnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, merujuk dokumen visi, misi, dan program Prabowo-Gibran untuk pilpres 2024.

Pada 26 Februari 2024, tak sampai dua minggu setelah pilpres pada 14 Februari, Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta yang salah satunya membahas program makan siang gratis Prabowo.

Padahal, saat itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan secara resmi hasil pilpres.

Usai sidang kabinet, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada 70,5 juta penerima manfaat program makan siang gratis, termasuk 22,3 juta anak balita, 7,7 juta anak TK, 28 juta siswa SD, dan 12,5 juta siswa SMP.

Angka penerima manfaat ini berkurang dari hampir 83 juta yang sebelumnya disampaikan kubu Prabowo. Selain itu, ibu hamil pun tidak disebut oleh Airlangga.

Pada 22 Mei, saat diwawancarai TV One, Prabowo mengonfirmasi bahwa fokus programnya kini jadi "untuk anak-anak semua".

Ia pun merevisi nama programnya dari "makan siang dan susu gratis" menjadi "makan bergizi gratis untuk anak-anak".

Dengan begitu, katanya, program itu tak terpaku pada waktu siang. Makanan gratis yang bergizi bisa saja diberikan saat pagi.

Dua hari setelah Prabowo menyampaikan hal itu, Budiman Sudjatmiko sebagai anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran memberi penjelasan tambahan soal perubahan konsep program tersebut.

Menurut Budiman, kebutuhan dana program makan bergizi gratis bisa dipotong separuh dengan mengutamakan produksi pangan masyarakat desa di dan sekitar daerah yang menjadi sasaran program.

Dengan begitu, pemerintah disebut tidak perlu keluar banyak uang untuk mengimpor dan mendistribusikan makanan bergizi ke berbagai daerah.

"Distribusi ke wilayah-wilayah lain itu memakan biaya, tapi kalau kita menanam sendiri, beternak sendiri, [...] bahkan 80% kebutuhan program makan bergizi ini bisa dipenuhi oleh desa-desa di provinsi yang bersangkutan," kata Budiman saat itu.

Kini, dengan alokasi dana Rp71 triliun untuk 2025, program makan bergizi gratis diperkirakan cuma bisa menyasar 15-17% dari hampir 83 juta orang yang jadi sasaran awal, kata Dradjad Wibowo, ekonom senior yang sempat menjadi anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran.

Itu berarti, hanya ada 12,4 juta hingga 14,1 juta orang yang bakal menerima manfaat program tersebut di tahun pertama penerapannya.

"Prioritas [penerima manfaatnya] di daerah 3T," kata Dradjad, yang juga menjabat Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN), pada BBC News Indonesia, Selasa (25/6).

Masalahnya, angka 83 juta itu mencakup pula ibu hamil seperti yang dipaparkan Prabowo pada November 2023 sebelum ia merevisi konsep program. Angka ini pun berbeda dengan target 70,5 juta anak balita dan pelajar yang disampaikan Airlangga pada Februari 2024.

Pakai angka yang mana?

Hingga kini, belum jelas.

Tahun pertama, tahun uji coba yang menentukan

Tauhid Ahmad, ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), menilai 2025 akan jadi tahun uji coba yang memberikan gambaran awal soal keberhasilan program makan bergizi gratis ke depan.

Ada banyak hal yang mesti disiapkan pemerintahan Prabowo Subianto untuk menerapkan program ini, termasuk desain kelembagaannya, kata Tauhid.

Maksudnya, pemerintah mesti menentukan kementerian atau lembaga yang bertugas memimpin pelaksanaan program dan mengelola anggaran, bentuk keterlibatan pemerintah daerah atau masyarakat, serta model koordinasi antara seluruh pihak yang terlibat dalam prosesnya.

Apalagi, kata Tauhid, program makan bergizi gratis terkait dengan kerja-kerja banyak kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Bulog.

Untuk itu, pemerintah perlu menerbitkan berbagai regulasi, termasuk dalam bentuk peraturan menteri, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan lainnya.

"Persiapan kelembagaan saja mungkin butuh waktu setengah tahun," kata Tauhid.

"Perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga, birokrasi, pejabat, dan sebagainya itu kan enggak langsung."

Selain itu, pemerintahan Prabowo harus menentukan target prioritas program makan bergizi gratis serta membangun rantai pasok pengadaan makanan yang dapat mendorong pertumbuhan industri pangan dan pertanian lokal, kata ekonom senior Hendri Saparini.

Sebelumnya, Dradjad Wibowo yang sempat menjadi anggota dewan pakar tim kampanye Prabowo mengatakan target prioritas program ini adalah anak-anak sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Namun, Hendri bilang mereka yang tinggal di daerah 3T belum tentu bergizi buruk. Di sisi lain, ada pula anak-anak di wilayah tertentu di Pulau Jawa yang mengalami masalah gizi.

Karena itu, katanya, perlu dilakukan pemetaan berdasarkan indikator yang jelas untuk menentukan target prioritas program, entah berdasarkan prevalensi gizi buruk, pemasukan keluarga, atau tingkat kemiskinan di suatu daerah.

Ini diperlukan agar program makan bergizi gratis tepat sasaran dan tidak terjadi kesenjangan atau bahkan konflik di masyarakat.

"Seperti program BLT [Bantuan Langsung Tunai], ada yang tetangganya dapat, tapi dia tidak dapat," kata Hendri, pendiri Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia. "Itu akan menciptakan konflik."

"Kalau BLT kan tiga bulan sekali ributnya. Karena ini program makan siang, bisa tiap hari [ributnya]."

Terkait rantai pasok, Hendri mengatakan pemerintah harus memberdayakan para petani dan produsen makanan lokal dalam menyediakan makanan gratis.

Dengan begitu, katanya, program ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif alih-alih hanya mengandalkan dan memberikan keuntungan bagi para perusahaan besar. Pemerintah pun disebut bisa menekan impor dan menghemat belanja.

Tauhid sepakat dengan Hendri. Untuk menekan ongkos, pemerintah idealnya membangun sistem produksi pangan lokal di daerah-daerah yang jadi sasaran program, kata Tauhid.

Masalahnya, lagi-lagi itu semua butuh waktu. Karena itu, jangan-jangan pemerintahan Prabowo akan berkutat menyiapkan sistem produksi dan rantai pasok yang tepat di tahun pertama penerapan program makan bergizi gratis, kata Tauhid.

Bagaimana dampak program makan gratis ke APBN?

Meski dana Rp71 triliun untuk tahun pertama program makan bergizi gratis relatif kecil dibanding estimasi Rp460 triliun bila ia telah berjalan sepenuhnya, angka ini tetap menarik perhatian publik.

Sebagai perbandingan, untuk 2024, Kementerian Sosial mendapat alokasi dana Rp78,05 triliun untuk menjalankan seluruh program perlindungan sosialnya, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial sembako.

Maka, dana awal untuk program makan bergizi gratis sudah setara 90% dari alokasi belanja perlindungan sosial Kementerian Sosial.

Alokasi belanja beberapa kementerian bahkan lebih kecil dari dana awal program makan bergizi gratis.

Pada 2024, proyeksi belanja Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan, misalnya, masing-masing "hanya" Rp48,7 triliun dan Rp38,6 triliun.

Tauhid Ahmad, ekonom senior INDEF, bilang ada sejumlah risiko yang membayangi hadirnya program makan bergizi gratis di 2025.

Jika penerimaan negara pada tahun itu tak sesuai harapan, lalu program makan bergizi gratis membutuhkan dana lebih besar dari perkiraan, defisit anggaran dikhawatirkan membengkak dan pemerintah terpaksa memotong dana belanja sejumlah kementerian dan lembaga atau program-program lainnya.

"Kalau dia menggerogoti kementerian dan lembaga lain, ya kasihan kementerian dan lembaga yang sudah berjuang, turun anggarannya dari 2024 ke 2025," kata Tauhid.

"Padahal kementerian dan lembaga itu [punya tugas] penting untuk misalnya mendorong growth, stabilisasi harga, dan sebagainya."

Teuku Riefky, peneliti makroekonomi di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, juga mempertanyakan alokasi dana Rp71 triliun yang bisa jadi lebih tepat digunakan untuk program-program lainnya.

"Apakah Rp71 triliun ini paling tepat untuk dialokasikan ke makan bergizi gratis? Karena kita memiliki berbagai program yang urgent lainnya, seperti untuk kesehatan, pendidikan, infrastruktur," kata Riefky.

Untuk saat ini, Riefky menilai alokasi dana Rp71 triliun masih relatif aman dan tidak akan "membuat jebol defisit APBN".

Lain halnya bila program tersebut telah berjalan sepenuhnya dan benar-benar menghabiskan dana lebih dari Rp400 triliun setahun.

"Kalau sebesar itu tentu akan memberatkan APBN," kata Riefky.

Untuk menyiasati hal ini, pemerintahan Prabowo Subianto kelak bisa saja memangkas belanja untuk proyek peninggalan Presiden Joko Widodo yang tidak lagi dianggap prioritas, kata ekonom senior Hendri Saparini.

Dana program bantuan sosial sembako pun bisa dialihkan sebagian ke program makan bergizi gratis karena fungsinya yang mirip, katanya.

Menanggapi komentar sejumlah ekonom tersebut, Dradjad Wibowo yang sempat menjadi anggota dewan pakar tim kampanye Prabowo mengatakan, "Kekhawatiran itu tidak berdasar."

"Anggarannya tidak akan memberatkan APBN karena diambil dari sumber penerimaan tambahan," kata Dradjad, seraya memberi contoh tambahan penerimaan perpajakan dan non-pajak yang menurutnya akan datang dari upaya "penyempurnaan digitalisasi".

"Rp71 triliun itu sudah mengikuti ruang fiskal yang tersedia. Tidak ada rencana melakukan realokasi dari anggaran subsidi yang sudah ada."

Di sisi lain, Hendri menyerukan agar pemerintah tidak cuma mengandalkan APBN untuk mendanai program makan bergizi gratis.

Menurutnya, pemerintah bisa membuka peluang kolaborasi dengan BUMN, perusahaan swasta, atau LSM untuk membantu mendanai program makan bergizi gratis bagi kelompok masyarakat di daerah tertentu.

"Harus ada cara-cara agar ini betul-betul menjadi program bersama," kata Hendri.

"Jangan dibebankan semuanya itu kepada APBN."

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c72273z6xmdo

  • Hits: 57

Tim TKN Tepis Rasio Utang Prabowo 50 Persen, Begini Gambaran APBN 2025

Reporter: Savina Rizky Hamida

Editor: Dwi Arjanto

Rabu, 26 Juni 2024 10:11 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Polemik mengenai rasio utang pada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang menuai kontroversi. Pasalnya, diberitakan bahwa pemerintahan Prabowo mendatang akan menaikkan rasio hutang hingga 50 persen.

Namun, hal tersebut kemudian dibantah oleh Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Drajad Wibowo yang menepis kabar tersebut dan menyebutnya sebagai misinformasi dari salah satu media.

“Berita Bloomberg itu misinformasi,” kata Politikus Partai Amanat Nasional atau PAN itu saat dihubungi pada Selasa, 18 Juni 2024. 

Menurut petinggi parpol PAN ini, tak ada yang menyebutkan baik pihak Prabowo sendiri maupun Tim Kampanye Nasional akan menaikkan rasio utang dalam forum apapun. Dirinya menyayangkan berita yang simpang siur di masyarakat ini terlanjur beredar dari salah satu media dan tidak menyebut terkait asal sumber. 

Konflik ini sebenarnya bermula sejak tahun 2024 lalu pada debat calon presiden yang kedua. Saat itu Prabowo Subianto sebagai pasangan calon nomor 2 sempat mengatakan tidak ada masalah jika rasio utang menyentuh angka 50 persen terhadap PDB.

Pernyataan tersebut akhirnya beredar di media jika Prabowo akan menaikkan rasio utang. Meski demikian, Drajad keberatan jika pernyataan tersebut dianggap sebagai rencana menaikkan rasio utang. "Jadi pernyataan Pak Prabowo dalam debat itu jangan dipelintir," ujarnya. 

Dilansir dari media Reuters, berita mengenai rencana kenaikan rasio utang hingga 50 persen terhadap PDB oleh Prabowo semula diberitakan oleh situs Bloomberg News. Dalam laporan Bloomberg disebut salah seorang sumber memaparkan rencana Prabowo mengerek rasio utang selama masa kepemimpinannya. 

Wacana Anggaran APBN 2025

Wacana soal anggaran APBN 2025 sudah menjadi pembahasan dalam rapat dengan DPR RI bersama Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan. Sri Mulyani membahas hal ini dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Senayan pada Kamis, 6 Juni 2024, salah satu yang disampaikan adalah Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dalam RAPBN 2025. Dalam rapat tersebut, ia juga menyampaikan jika nilai utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2025 akan mencapai Rp 800,33 triliun.  

Kemudian Menteri yang kerap disapa Srimul ini, mengatakan tidak perlu khawatir soal nominal utang yang kerap menimbulkan pertanyaan. Dirinya menjelaskan jika hal ini masih dalam koridor aman dengan beberapa catatan. Misalnya, asalkan negara tetap kredibel, persepsi terhadap APBN baik, serta kebijakan fiskal ekonomi hingga politik tetap stabil.

"Jadi kalau negara ini tetap kredibel, APBN-nya baik, kondisi ekonominya baik, kondisi politiknya stabil, maka revolving itu sudah hampir dipastikan risikonya sangat kecil. Karena market beranggapan negara ini akan tetap sama," kata Sri Mulyani. 

Selain itu, dikutip dari laman Kementerian Keuangan telah dirilis rancangan target pendapatan negara tahun 2025 diperkirakan menyentuh angka 12,14% hingga 12,36% dari PDB, dengan kontribusi besar dari perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sedangkan anggaran belanja negara direncanakan mencapai 14,59% hingga 15,18% dari PDB. 

Tahun depan rencana anggaran ini akan diarahkan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, serta perlindungan sosial. Dengan kondisi pendapatan dan belanja negara tersebut, Pemerintah merencanakan defisit anggaran sebesar 2,45% hingga 2,85% dari PDB. Upaya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan fiskal dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi

Selain itu, Sri Mulyani juga telah membuat perkiraan anggaran untuk program-program pemerintahan yang baru. Hal ini ditujukan untuk menyambut kepemimpinan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, bersama arah kebijakan seperti yang sudah dilakukan soal rancangan anggaran untuk program makan siang gratis yang saat ini sudah berganti nama menjadi MBG atau Makan Bergizi Gratis. Program MBG ini berdasarkan keterangan yang dirilis akan menyepakati menggunakan anggaran sebesar Rp 71 triliun pada 2025.

"Detail program makan bergizi gratis akan diserahkan tim presiden terpilih, tapi ini sudah disepakati dimulai bertahap," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin 24 Juni 2024.

https://bisnis.tempo.co/read/1884213/tim-tkn-tepis-rasio-utang-prabowo-50-persen-begini-gambaran-apbn-2025

  • Hits: 59

Ramai Prabowo Dikabarkan Akan Naikkan Rasio Utang jadi 50 Persen PDB, TKN: Pelaku Pasar Tak Perlu Khawatir

Reporter: Ilona Estherina

Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

Selasa, 18 Juni 2024 07:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo menegaskan berita tentang rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto menaikkan rasio utang terhadap PDB sebagai disinformasi.

"Tidak ada satu pun dari kami yang berkata dalam forum bahwa pemerintahan Prabowo akan menaikkan debt ratio menjadi 50 persen dari PDB," ujar Drajad kepada Tempo, Ahad, 16 Juli 2024.

Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan pelaku pasar tidak perlu khawatir dengan pemberitaan tersebut. Ia memastikan program-program Prabowo dan wakilnya akan dilakukan secara bertahap baik waktu maupun cakupannya dan disesuaikan dengan ruang fiskal yang tersedia. "Jadi tidak perlu khawatir terhadap defisit fiskal," kata dia.

Ia menjelaskan, pembayaran utang jatuh tempo yang akan berlaku pada masa pemerintahan Prabowo memang akan membuat beban APBN semakin berat. Meski begitu, ia menjamin tim ekonomi Prabowo-Gibran nantinya akan sangat disiplin mengelola utang. Drajad mengatakan Prabowo tidak ingin membebani generasi mendatang dengan beban utang yang berat.

Dalam debat calon presiden pada 7 Januari 2024 lalu Prabowo sempat berkata tidak ada masalah jika rasio utang menyentuh angka 50 persen terhadap PDB. Meski demikian, Drajad keberatan jika pernyataan tersebut dianggap sebagai rencana menaikkan rasio utang. "Jadi pernyataan Pak Prabowo dalam debat itu jangan dipelintir," ujarnya.

Ia menyayangkan media yang menuliskan bahwa Prabowo berencana menaikan rasio utang. Mengutip Reuters, berita mengenai rencana kenaikan rasio utang hingga 50 persen terhadap PDB oleh Prabowo semula diberitakan oleh situs Bloomberg News. Dalam laporan Bloomberg disebut salah seorang sumber memaparkan rencana Prabowo mengerek rasio utang selama masa kepemimpinannya.

Anggota tim gugus tugas sinkronisasi Prabowo Gibran, Thomas Djiwandono juga membantah hal tersebut. "Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata dia kepada Reuters, Sabtu, 16 Juni 2024.

https://bisnis.tempo.co/read/1881046/ramai-prabowo-dikabarkan-akan-naikkan-rasio-utang-jadi-50-persen-pdb-tkn-pelaku-pasar-tak-perlu-khawatir

  • Hits: 84

Prabowo Hati-hati Kelola Utang Negara

Reporter : NUR ROCHMANNUDIN

Editor : ADITYA NUGROHO

Rabu, 19 Juni 2024 08:14 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden Terpilih membantah kabar Prabowo Subianto akan mengerek rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 50 persen. Justru, Prabowo akan hati-hati dalam mengelola utang negara.

Hal tersebut disampaikan Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi bidang Keuangan, Thomas Djiwandono kepada wartawan, Selasa (18/6/2024). Thomas memastikan, Prabowo belum menetapkan target utang. Kata dia, Prabowo bakal mematuhi ketentuan mengenai batasan rasio utang sebagaimana diatur dalam aturan berlaku.

"Kami sama sekali tidak membicarakan target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata Thomas.

Lebih lanjut, Thomas bilang, dalam pembahasan perumusan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pertama Prabowo-Gibran, justru berfokus pada upaya untuk mengerek pendapatan, peninjauan belanja. Sehingga dapat mengakomodir program-program yang dijanjikan, seperti makan siang gratis atau makan bergizi.

Pada saat bersamaan, pemerintah juga masih akan menetapkan target defisit APBN di bawah 3 persen. "Penting untuk dicatat bahwa itu lah mengapa Prabowo dan tim formalnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," tuturnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, Bloomberg menyebut Prabowo berencana mengerek rasio utang terhadap PDB untuk mendanai program-program yang dijanjikan.

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo menegaskan, informasi tersebut tidak benar. Tidak ada satupun dari pihak Prabowo-Gibran yang pernah berkata dalam forum apapun akan menaikkan rasio utang menjadi 50 persen dari PDB.

Ia mengakui, pembayaran utang jatuh tempo membuat APBN semakin berat. Karena itu, tim ekonomi Prabowo-Gibran akan sangat berhati-hati mengelola utang.

Menurut dia, Prabowo tidak ingin membebani generasi mendatang dengan utang. Itu sebabnya, program Prabowo-Gibran akan dilakukan secara bertahap, baik waktu maupun cakupannya.

"Semuanya akan disesuaikan dengan ruang fiskal yang tersedia. Jadi pelaku pasar tidak perlu khawatir terhadap defisit fiskal. Pemerintahan Pak Prabowo akan sangat disiplin mengelola fiskal," tegas politisi PAN itu.

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti menilai, Pemerintahan Prabowo-Gibran memang sudah seharusnya mengelola keuangan negara dengan hati-hati. Sebab, saat ini rasio utang terhadap PDB Indonesia sekitar 38 persen.

“Jika rasio utang dinaikkan lagi tanpa diimbangi dengan tax revenue dan penerimaan negara non pajak lainnya, maka ruang fiskal kita mengecil. Artinya, kemampuan fiskal berkurang karena untuk bayar cicilan utang dan bunganya. Belum lagi untuk alokasikan belanja pemerintah lainnya,” ulasnya, semalam.

Oleh karena itu, dia minta Prabowo sebaiknya mempersiapkan kemampuan mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha untuk mendapatkan pemasukan, jika ingin menaikkan rasio utang terhadap PDB. “Program-program Pemerintah juga harus dipilih yang berdampak lebih luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

https://rm.id/baca-berita/nasional/224753/prabowo-hatihati-kelola-utang-negara

  • Hits: 73

Prabowo akan Majukan Industri Militer dan Susun Ulang Peta Jalan BUMN Strategis Indonesia

Oleh: Diana Rizky

Inilah.com, Rabu, 19 Juni 2024 - 10:20 WIB

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo menyatakan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan Menyusun ulang peta jalan BUMN strategis Indonesia. Hal ini dia ungkapkan berkaitan dengan target Prabowo untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia hingga 8 persen.

"Pemerintah, baik di sisa masa bakti Presiden Jokowi, maupun pada saat Presiden Prabowo memimpin, perlu menyusun ulang Peta Jalan BUMN Strategis Indonesia. Kenapa? Salah satu alasannya, karena pak Prabowo sangat ingin memajukan industri militer kita," ujar Drajad kepada Inilah.com saat dihubungi, Rabu (19/6/2024).

Dia menyebut industri militer menjadi salah satu prioritas penting yang akan dikedepankan Prabowo.

"Programnya (ini) selalu ada dalam Visi Misi beliau, terakhir dalam Visi Misi Prabowo-Gibran. Pengembangan industri militer tidak bisa berjalan jika industri strategis tidak maju," kata dia.

"Sebaliknya jika industri strategis maju, luberan positifnya akan terasa ke banyak industri, mulai dari perkeretaapian, perkapalan, pesawat terbang, telekomunikasi hingga ke industri dasar dan teknologi informasi," lanjut Drajad.

Paradigma bagi BUMN industri strategi, kata dia, tidak bisa berorientasi keuntungan. Pasalnya hal ini harus berlandaskan pengembangan kapasitas teknologi bangsa dengan koridor efektifitas dan efisiensi biaya.

"Jadi tupoksi BUMN strategis perlu diredefinisi. Mereka harus menguasai inovasi dan teknologi termaju dalam bidangnya, tapi dengan pengawasan dan audit yang ketat terhadap biayanya," tandasnya.

Perekonomian Indonesia Harus Tumbuh di Atas 6 Persen

Sebelumnya, Ekonom Prof. Didik J. Rachbini mengemukakan bahwa Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memegang peranan sentral pada masa pemerintahan mendatang, sekaligus menentukan apakah pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen atau lebih.

Menurut Guru Besar Ilmu Ekonomi dan peneliti INDEF ini, kegagalan mendorong ekonomi tumbuh di atas 6 persen karena sektor industri tumbuh rendah dan bergerak sangat lambat.

"Ini terjadi karena absen dan kekosongan kebijakan industri dan Kementerian Perindustrian yang dorman," kata Prof. Didik, Selasa (18/6/2024).

Selama ini, menurut dia, Kemenperin berperan sangat terbatas dengan kebijakan yang lemah dan tidak bernilai signifikan untuk memajukan sektor industri.

Secara terus-menerus, Prof. Didik melanjutkan, sektor ini tumbuh di bawah 5 persen sehingga tidak punya daya dorong dan tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi tinggi.

Bahkan, sektor ini justru mandek dengan pertumbuhan hanya 3-4 persen saja. Hal ini, menurut Prof. Didik, menandakan ketiadaan dan absen kebijakan industri. Industri dimatikan karena kebijakan yang surut dan tidak beri kesempatan, ruang, dan dorongan bagi industri nasional.

Jika kebijakan industri terus terjadi seperti selama 1-2 dekade terakhir ini, maka lupakan janji Calon Presiden RI Prabowo Subianto untuk memajukan ekonomi yang tumbuh tinggi akan bisa tercapai.

"Yang terjadi kemungkinan malah sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan selalu di bawah 5 persen karena terseret pertumbuhan industri yang sangat rendah," kata Prof. Didik yang juga Rektor Universitas Paramadina, Jakarta itu.

"Mengapa Indonesia selama dua dekade ini gagal mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi?" Prof. Didik mengatakan, "Jawabnya sama, yakni karena gagal menempatkan sektor industri sebagai lokomotif pertumbuhan dan sekaligus karena Kemenperin mandek dan mandul dalam menjalankan kebijakan industrinya."

Prof. Didik lantas menekankan bahwa faktor kritis dalam pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Prabowo kelak terletak pada kementerian ini.

Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan 5 persen atau di bawahnya karena bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa, yang bercampur dengan sektor informal.

Dengan sektor jasa yang tidak modern dan hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga, menurut Prof. Didik, ekonomi kehilangan lokomotifnya, yang pada gilirannya ekonomi bertumbuh rendah atau moderat saja.

Menyinggung janji kampanye Prabowo bahwa pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen, Prof. Didik menilai suatu target yang hampir mustahil dengan kebijakan pada saat ini dan kementerian yang tidak berbuat banyak untuk menggubah keadaan.

"Jika ingin berbeda dari pemerintahan sebelumnya, kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi Kementerian Industri dan kebijakan industrinya. Tanpa itu Indonesia akan menjadi underdog (tidak diunggulkan) di ASEAN," kata Prof. Didik.

https://inilah.com/prabowo-akan-majukan-industri-militer-dan-susun-ulang-peta-jalan-bumn-strategis-indonesia

  • Hits: 65

Page 5 of 77

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id