Dradjad Wibowo: Semoga Idul Fitri Menjadikan Kita Hamba-Hamba Bertakwa

Red: Agung SasongkoJumat 21 Apr 2023 20:20 WIB

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior INDEF, Dradjad Wibowo berharap Hari Raya Idul Fitri benar-benar menjadikan umat Islam hamba-hamba yang bertakwa. Dengan takwa itu, bersama-sama memperbaiki bangsa dan negara yang kita cintai.

 

https://tv.republika.co.id/berita/rtgkt6313/dradjad-wibowo-semoga-idul-fitri-menjadikan-kita-hambahamba-bertakwa


  • Hits: 298

Presiden Ungkap Isi Pertemuan dengan Megawati, Bahas Koalisi hingga Capres

Presiden Jokowi mengungkapkan, persiapan pemilu dan penentuan capres diperbincangkan saat makan siang dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, akhir pekan lalu.

 

Oleh CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

20 Maret 2023 17:07 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada akhir pekan kemarin. Sejumlah hal disebut dibahas dalam pertemuan itu, termasuk persiapan Pemilu 2024 dan juga calon presiden.

 

Seperti diketahui, Presiden Jokowi bertemu dengan Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3/2023). Hadir pula pada kesempatan tersebut Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.

 

Saat ditanya mengenai agenda pertemuannya dengan Megawati sesuai menghadiri penghargaan penanganan Covid-19 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023), Presiden Jokowi menjawab, ”Makan siang”.

 

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apakah ada pembahasan soal pemilihan umum (pemilu), Presiden Jokowi memastikan ada pembicaraan soal itu. Adapun pertanyaan mengenai apakah juga ada pembicaraan terkait koalisi dan calon presiden (capres) dijawab oleh Presiden Jokowi dengan, ”Ya, itu kira-kiranya.”

 

Sehubungan pertanyaan mengenai apa saja pembicaraan tersebut, Presiden Jokowi sambil tersenyum menjawab mengenai kontestasi politik tahun 2024. ”Ya, mesti ada dong,” jawab singkat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ketika dikejar pertanyaan mengenai apakah ada hal yang dibahas khusus dalam pertemuan dengan Megawati.

 

Saat awak media bertanya mengenai calon presiden, Presiden Jokowi kembali menjawab singkat, ”Calonnya tanya Bu Mega.”

 

(Hal) yang jelas, saya memberikan pandangan-pandangan, dari angka-angka yang kita miliki, dan dari data yang kita miliki.

 

Jawaban itu memancing pertanyaan berikutnya, yakni apakah artinya calon presiden nantinya berasal dari PDI-P. Berkenaan dengan hal tersebut, Presiden Jokowi menuturkan, ”(Hal) yang jelas, saya memberikan pandangan-pandangan, dari angka-angka yang kami miliki, dan dari data yang kami miliki.”

 

Sebelumnya, melalui rilis media, Sabtu (18/3/2023), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menuturkan, antara lain, pertemuan Jokowi dan Megawati membahas berbagai persoalan bangsa. ”Termasuk membangun kesepahaman terhadap arah masa depan serta berbagai agenda strategis terkait kebijakan luar negeri menghadapi berbagai tantangan geopolitik,” katanya.

 

Selain itu juga upaya mendorong penguasaan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi, termasuk mewujudkan kedaulatan pangan sebagai jalan Indonesia berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. ”Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024,” kata Hasto.

 

Ganjar dan Puan

Hingga enam bulan jelang pembukaan pendaftaran capres-cawapres, PDI-P belum juga menetapkan kandidat yang akan diusung pada Pilpres 2024. Padahal, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, capres dari PDI-P akan menentukan nasib koalisi lainnya.

 

Saat ini, menurut Ujang, tersisa dua calon yang kuat dari PDI-P, yakni Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Keduanya sama-sama kader internal PDI-P dan memiliki strategi pemenangan yang berbeda.

 

”Kedua nama itu yang kemungkinan akan dipilih Megawati. Namanya sudah ada, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan. Selain itu, dukungan Jokowi dalam penentuan bakal capres-cawapres juga berperan penting dalam penggabungan koalisi,” tuturnya.

 

Ujang memperkirakan, PDI-P akan mengumumkan nama bakal capres-cawapres pada 1 Juni 2023. Pasalnya, 1 Juni merupakan hari lahir Pancasila yang dekat dengan figur Proklamator RI Soekarno, ayah Megawati. Kemungkinan lain adalah, nama capres PDI-P diumumkan mendekati masa pendaftaran capres-cawapres yang akan dimulai pada September 2023.

 

Sementara itu, sampai saat ini, peta politik koalisi masih sangat cair. Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan, peluang partainya berkoalisi dengan PDI-P masih terbuka. Peluang itu, bahkan, juga masih terbuka bagi parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) lainnya.

 

”Hal yang jelas, sikap akan ditentukan tergantung pada figur calon presiden-wakil presiden dari PDI-P,” ujar Dradjad saat dihubungi di Jakarta, Senin.

 

Dradjad juga menyinggung relasi partainya dengan Megawati dan Puan masih sangat baik. Karena itu, dialog antarpartai masih terbuka lebar dan sangat cair.

 

”PDI-P memang bisa mencalonkan pasangan capres-cawapres sendiri. Namun, untuk menang dalam pemilu tidak bisa hanya sendiri,” ujarnya.

 

Ujang mengingatkan, penggabungan koalisi dapat terwujud apabila capres dari PDI-P memiliki kepentingan yang sama dengan partai lain. Jika PDI-P mencalonkan Ganjar, misalnya, kemungkinan besar akan ada parpol lain yang akan merapat untuk berkoalisi. Ini karena nama Ganjar juga termasuk dalam daftar bakal capres dari partai lain.

 

Editor:

ANITA YOSSIHARA

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/03/20/presiden-ungkap-isi-pertemuan-dengan-megawati-bahas-koalisi-hingga-capres

  • Hits: 374

Pertemuan Jokowi-Megawati Bahas Capres, PDI-P: Lahirkan Kesepahaman

Presiden Joko Widodo merahasiakan nama capres yang dibahas dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Namun, menurut Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, pertemuan melahirkan kesepahaman.

 

Oleh WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, SUHARTONO, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

21 Maret 2023 06:06 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo membenarkan, pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P Megawati Soekarnoputri, di Istana Merdeka, Jakarta, akhir pekan lalu, membahas calon presiden untuk Pemilihan Presiden 2024. PDI-P tak menepis hal ini. Pertemuan disebut menghasilkan kesepahaman soal pemimpin masa depan.

 

Presiden membenarkan bahwa materi pembicaraan soal capres dalam pertemuan dengan Megawati saat ditanya wartawan seusai menghadiri penghargaan penanganan Covid-19, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023). “Ya, itu kira-kiranya,” ujarnya.

 

Namun, ia enggan menyebutkan nama capres yang dibicarakan. Ia meminta awak media untuk menanyakannya kepada Megawati. ”Yang jelas, saya memberikan pandangan-pandangan, dari angka-angka yang kami miliki, dan dari data yang kami miliki,”tambahnya.

 

Hasil penelusuran Kompas di Istana, Presiden kemungkinan besar mengajukan Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada Megawati untuk diusung PDI-P sebagai bakal capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pilihannya ini karena Presiden yakin di antara mereka berdua bisa memenangi pilpres, apalagi jika dilihat angka elektabilitas keduanya sebagai capres berbasis hasil survei sejumlah lembaga, tertinggi, dibandingkan figur potensial capres lainnya. Selain itu, Presiden juga punya keyakinan Ganjar atau Prabowo bisa meneruskan program-program warisan Jokowi.

 

”Presiden tidak mengarahkan pada satu orang. Dua nama itu diajukan dan menyerahkan keputusannya kepada Megawati,” kata sumber tersebut.

 

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Senin, menyampaikan, pembahasan soal capres dan calon wakil presiden (cawapres) antara Presiden dan Megawati disampaikan secara tertutup sehingga terkait nama-nama yang dibicarakan nantinya akan disampaikan Megawati. Keputusan soal capres dan momentum deklarasi capres juga akan diputuskan Megawati. Kalkulasi oleh Megawati berdasarkan momentum politik, peristiwa bersejarah yang melatarbelakanginya, serta mempertimbangkan kesiapsiagaan dari seluruh jajaran partai.

 

Saat ditanya apakah nama-nama yang disampaikan Presiden dipertimbangkan atau bahkan diterima oleh Megawati, Hasto hanya menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Presiden menunjukkan dirinya peduli pada pentingnya keberlanjutan pemerintahan.

 

Pertemuan Megawati dan Jokowi pun disebutnya sebagai pertemuan antarkader PDI-P sehingga, menurut dia, tidak tepat jika ditanyakan apakah ada kesepakatan di antara kedua tokoh seusai pertemuan. ”Itu pertemuan antarkader sehingga bukan melahirkan kesepakatan (capres). Namun, pertemuan antarkader itu menghasilkan kesepahaman,” ucapnya.

 

Makam Bung Karno

Terkait ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Minggu (19/3/2023) malam, Hasto menepis spekulasi ziarah sehari setelah pertemuan Jokowi-Megawati merupakan sinyal terkait pencalonan presiden partai. Ini meski kunjungannya ke makam Proklamator RI tersebut atas instruksi dari Megawati. ”Itu (kunjungan) bukan sinyal (pengumuman capres PDI-P). Ini, kan, mau bulan puasa. Kalau mau bulan puasa, ya, tradisi kita seperti itu,” lanjutnya.

 

Megawati berhalangan mengunjungi makam Bung Karno karena menghadiri acara peringatan 9 tahun Undang-Undang Desa dan BMKG di Jakarta.

 

”Pada saat itu saya kebetulan berada di Jawa Timur sehingga saya ditugaskan untuk mewakili beliau nyekar di tempat Bung Karno sebagaimana beliau lakukan selama ini,” ucapnya.

 

Soal hujan rintik-rintik saat berada di makam, Hasto meyakini hal itu pertanda Bung Karno senang dikunjungi olehnya. ”Itu, kan, secara kultural masyarakat Blitar itu percaya kalau hujan rintik-rintik itu artinya apa yang saya sampaikan sebagai utusan dari Ibu Megawati Soekarnoputri, Bung Karno itu happy dengan hal-hal tersebut,” ujar Hasto.

 

Catatan Kompas, di Pilpres 2014, Megawati mengajak Joko Widodo berziarah ke makam Bung Karno pada 13 Maret 2014 dan sehari sesudahnya Megawati mengeluarkan surat perintah pencalonan Jokowi. Adapun di Pilpres 2019, keputusan pencalonan Jokowi diputuskan dalam pertemuan Jokowi dengan Megawati di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2018). Pertemuan empat mata tersebut menyepakati untuk mengumumkan pencalonan Jokowi di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional III PDI-P, Jumat (23/2/2018).

 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno melihat pertemuan Jokowi-Megawati yang membahas capres sebagai sebuah sinyal bahwa Megawati akan segera memutuskan dan mengumumkan capres dari PDI-P. Jika memang Jokowi mengajukan Prabowo dan Ganjar kepada Megawati, dan ia menyetujuinya, kuat kemungkinan Ganjar yang dipilih karena sebelumnya Megawati telah menyampaikan akan mengusung kader partai sendiri sebagai capres.

 

Menurut peneliti ahli utama bidang politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, jika PDI-P segera mengumumkan capres, partai tersebut akan punya waktu yang lebih panjang untuk mulai menyosialisasikan capresnya. Selain itu, ia memprediksi, jika PDI-P mengusung capres dengan elektabilitas tinggi, hal itu akan mendorong partai politik lain untuk berkoalisi dengan partai itu. Hal ini termasuk partai yang saat ini sebenarnya sudah terikat koalisi dengan partai lain.

 

Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan, peluang partainya berkoalisi dengan PDI-P masih terbuka. Peluang itu juga masih terbuka bagi parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu lainnya. ”Hal yang jelas, sikap akan ditentukan tergantung pada figur calon presiden-wakil presiden dari PDI-P,” ujar Dradjad.

 

Editor:

ANTONIUS PONCO ANGGORO

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/03/20/pertemuan-jokowi-mega-tidak-melahirkan-kesepakatan-capres

  • Hits: 332

Kabar Wiranto Gabung PAN, Drajad: Tunggu Pengumuman Bang Zulhas

Jumat, 17 Februari 2023 - 17:22 WIB Oleh : Siti Ruqoyah, Edwin Firdaus Wiranto

 

VIVA Politik – Ketua Dewan Pakar PAN, Drajad Wibowo angkat bicara ihwal isu akan bergabungnya mantan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto ke partai politik (parpol) pimpinan Zulkifli Hasan atau Zulhas tersebut. Ia pun tak membantahnya.

 

“Saya tidak bisa mengiyakan, tapi juga tidak membantah kabar yang beredar. Insya Allah semakin banyak figur publik yang bergabung dengan PAN,” kata Drajad kepada wartawan dikonfirmasi awak media, Jumat, 17 Februari 2023.

 

Drajad lantas meminta semua pihak menunggu pengumuman resmi dari Zulhas pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAN pada 26 Februari 2023.

 

“Nanti di Semarang tanggal 26, Bang Zulhas akan menyampaikan beberapa pengumuman, termasuk bergabungnya figur publik ke PAN,” kata Drajad.

 

https://www.viva.co.id/berita/politik/1575965-kabar-wiranto-gabung-pan-drajad-tunggu-pengumuman-bang-zulhas

  • Hits: 334

Wiranto Gabung PAN, Dradjad: Tunggu Kejutan 26 Februari 2023 Dradjad menyebut akan banyak figur publik yang gabung PAN.

Red: Joko Sadewo

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo, memberi sinyal tentang isu bergabungnya mantan ketua umum Hanura, Wiranto, ke partainya. Dradjad menyebut akan semakin banyak figur publik yang bergabung ke PAN.

 

“Saya tidak bisa mengiyakan, tapi juga tidak membantah kabar yang beredar. Insya Allah memang semakin banyak figur publik yang bergabung dengan PAN,” kata Dradjad, Jumat (17/2/2023).

 

Dradjad mengatakan, akan semakin banyak figur publik yang akan bergabung dengan PAN. "Tentang kepastiannya, tunggu pengumuman Ketum Bang Zulhas (Zulkifli Hasan--Red) ya,” ujar pakar ekonomi Indef ini.

 

Dradjad menyebut kemungkinan pada 26 Februari 2023 di Semarang akan ada sejumlah pengumuman yang disampaikan Zulhas. Di antaranya, bergabungnya sejumlah figur publik ke PAN.

 

Sebelumnya, politikus Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir, membenarkan kabar yang beredar bahwa mantan ketua umum DPP Partai Hanura Wiranto pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).

 

"Ya, (kabar Wiranto pindah ke PAN) dari orang-orang terdekat beliau yang mengatakan demikian," kata Inas, Kamis (16/2/2023). Dia mengatakan, Wiranto sebagai pendiri Partai Hanura tidak perlu mengomunikasikan keputusan yang bersangkutan untuk pindah partai.

 

https://news.republika.co.id/berita//rq7eq3318/wiranto-gabung-pan-dradjad-tunggu-kejutan-26-februari-2023

  • Hits: 366

Page 66 of 77

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id