Capres KIB, Dradjad: Tentu yang Berpeluang Besar untuk Menang

Rabu 18 May 2022 10:22 WIB

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo mengatakan sampai saat ini terkait capres/cawapres Koalisi Indonesia Baru (KIB) masih bersikap terbuka terhadap semua tokoh untuk bersilaturahim dan menjajaki dukungan.

 

Menurut Dradjad, KIBi memberi kesempatan yang sama. Sikap koalisi baru akan dikerucutkan pada saat yang tepat nantinya. "Mulai dari yang paling senior seperti mas Prabowo, yang lumayan kenyang asam garam politik seperti mbak Puan, mas Ganjar, mas Anies, mas Tris, kang Emil, hingga yang relatif “new kids on the block” seperti Erick Thohir,” kata Dradjad, Rabu (18/5/2022).

 

Mengenai mekanisme yang akan ditempuh dalam penentuan capres/cawapres KIB, Dradjad mengatakan belum ada pembicaraan mengenai konvensi atau tidak. "Pembahasannya belum ke sana,” ujar ekonom INDEF ini.

 

Dijelaskannya, setiap parpol mempunyai mekanisme formal sendiri. PAN misalnya, mekanisme penentuan capres dan cawapres adalah melalui Rakernas. Golkar dan PPP juga mempunyai mekanisme sendiri. "Nanti pada saatnya tentu akan dibahas dan disepakati bersama,” kata Dradjad.

 

Capres dan cawapres yang akan diusung koalisi PAN-Golkar-PPP ini bisa saja dari internal ataupun eksternal. Diingatkannya bahwa para Ketum ketiga parpol KIB adalah tokoh nasional yang layak diusulkan. "Bisa saja nanti capres cawapresnya adalah dua Ketum, lalu satu Ketum yang tidak dijadikan calon akan diberi deal politik yang sangat bagus,” ungkapnya.

 

Tapi bisa juga pasangan capres cawapresnya justru dari kalangan eksternal semua. Tentu pasangan yang dipilih adalah yang paling sesuai dengan aspirasi Koalisi dan paling besar peluangnya menang.

https://www.republika.co.id/berita/rc1y25318/capres-kib-dradjad-tentu-yang-berpeluang-besar-untuk-menang


  • Hits: 384

Menurut PAN, Koalisi Indonesia Bersatu Bakal Dilirik Anies hingga Ganjar Pranowo

Senin, 16 Mei 2022 – 18:59 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo mengatakan bahwa tokoh nasional dan berpotensi menjadi capres 2024 bakal melirik Koalisi Indonesia Bersatu.

 

Toh, kata dia, koalisi yang terbentuk dari PAN, Golkar, dan PPP itu sudah bisa mengusung sosok sebagai capres dan cawapres pada 2024.

 

Dari hasil Pileg 2019, ketiga parpol tersebut memperoleh 26,82 persen kursi DPR dan 23,93 persen suara.

 

"Tokoh-tokoh nasional yang potensial menjadi capres jelas akan menjajaki dukungan koalisi ini," kata Drajad melalui keterangan persnya, Senin (16/5).

 

Mantan Direktur Indef Jakarta itu melanjutkan tokoh nasional yang bukan ketum parpol seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Soetrisno Bachir, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir tentu perlu menjajaki kemungkinan bisa diusung koalisi ini untuk Pilpres 2024.

 

"Singkat cerita, posisi tawar politis dari ketiga parpol ini naik drastis," ujar Drajad.

 

Anggota Komisi XI DPR RI periode 2004-2009 itu bahkan menyebut Presiden Joko Widodo bakal tertarik dengan Koalisi Indonesia Bersatu.

 

"Presiden Jokowi pun saya yakin akan tertarik dengan koalisi ini (Koalisi Indonesia Bersatu, red)," ungkap dia.

 

Menurut Drajad, Jokowi sebagai presiden memang bakal netral dalam Pilpres 2024. Namun, kepala negara dan keluarganya juga rakyat Indonesia yang mempunyai hak politik memilih capres 2024.

 

"Jika Koalisi Indonesia Bersatu mengusung capres tersebut, karena pilpres dan pileg berlangsung serentak, ketiga parpol ini berpotensi mendapatkan limpahan suara capres," ujar Drajad. (ast/jpnn)

https://www.jpnn.com/news/menurut-pan-koalisi-indonesia-bersatu-bakal-dilirik-anies-hingga-ganjar-pranowo

  • Hits: 392

PAN Kritik MUI soal Salat Jamaah Tak Perlu Pakai Masker bagi yang Sehat

Rabu, 18 Mei 2022 | 09:14 WIB

Red : Joko Sadewo

 

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan salat berjemaah di masjid tidak perlu lagi memakai masker. Partai Amanat Nasional (PAN) mengkritik pernyataan MUI karena tidak sesuai dengan kaidah pelonggaran protokol kesehatan negara bahwa masyarakat tetap wajib mengenakan masker di dalam ruangan.

 

"Saya sangat menyayangkan pernyataan Asrorun Niam Sholeh tentang salat berjemaah tanpa masker. Itu pernyataan yang kebablasan. Presiden saja baru mengizinkan membuka masker di ruang outdoor, bukan ruang indoor. Masjid adalah ruang indoor," kata Ketua Dewan Pakar PAN, Drajad Wibowo, dalam keterangan tertulis, Rabu (19/5/2022).

 

Asrorun Niam adalah Ketua MUI Bidang Fatwa yang menyampaikan bahwa salat berjemaah di masjid tidak perlu lagi memakai masker bagi yang sehat. Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pelonggaran kebijakan pemakaian masker ini diterapkan untuk aktivitas di luar ruangan, bukan di dalam ruangan.

 

Drajad menjelaskan, Islam mengajarkan sunnatullah atau ketetapan-ketetapan Allah termasuk hukum-hukum alam yang menjadi dasar sains. Secara sunnatullah pula, COVID-19 menular melalui droplet dan pemakaian masker mengurangi risiko penularan secara signifikan. Presiden Jokowi juga masih sangat hati-hat melonggarkan kewajiban memakai masker.


"Jika Asrorun melonggarkan kewajiban masker dalam salat berjemaah, sains dan data apa yang dia pakai sebagai dasar? Ini keputusan MUI sebagai lembaga atau dia pribadi? Bagaimana jika ada jamaah yang tertular COVID-19 dan meninggal karena ada DKM yang mengikuti Asrorun membebaskan jamaah tanpa masker?" ujar Drajad.

 

Dia mengingatkan MUI sebagai lembaga yang bersifat memimpin umat. Keselamatan masyarakat yang dipimpin harus diutamakan. Nyawa tiap jamaah salat juga harus dijaga, apalagi menyangkut kesehatan masyarakat di era COVID-19 ini

 

Sebelumnya, MUI mengeluarkan panduan penggunaan masker untuk salat berjemaah. Masker tidak perlu lagi dikenakan oleh jamaah yang sehat. Masjid juga diimbau menggunakan karpet dan sajadah untuk salat. Namun, masyarakat diminta agar tetap menerapkan protokol kesehatan karena penularan COVID-19 belum berakhir sepenuhnya.

 

"Seiring dengan pelonggaran protokol kesehatan yang kembali ditetapkan pemerintah, maka pelaksanaan salat bagi masyarakat muslim yang sehat sudah tidak memakai masker lagi. Dan usai salat, jika berada di ruang publik, perlu menyesuaikan," kata Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan pers, Selasa (17/5).

 

Link berita : https://news.detik.com/berita/d-6084465/pan-kritik-mui-soal-salat-jemaah-tak-perlu-pakai-masker-bagi-yang-sehat

  • Hits: 460

Keputusan Golkar, PAN, dan PPP Bangun Koalisi Indonesia Bersatu Ubah Peta Politik Jelang 2024

Senin, 16 Mei 2022 | 09:23 WIB

Red : Fransiskus Adhiyuda Prasetia

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAKoalisi Indonesia Bersatu yang disepakati Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersama Ketua Umum Golkar dan PPP merupakan keputusan politik yang sangat strategis.

 

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo.

 

"Sebagai kader PAN, berdasarkan analisis yang obyektif, saya meyakini koalisi ini akan sangat memperkuat posisi politik ketiga parpol dalam pileg dan pilpres 2024," kata Dradjad dalam keterangannya, Senin (16/5/2022).

 

Dradjad pun membeberkan analisisnya terkait peluang ketiga Parpol tersebut untuk berkoalisi di 2024.

 

Pertama, kesepakatan ketiga Ketua Umum mempunyai efek kejut politik yang besar.

 

Partai Politik lain baru berancang-ancang menjajaki koalisi, Golkar, PAN, dan PPP sudah terlebih dulu menyepakati membangun koalisi.

 

Dari hasil Pileg 2019, ketiga partai tersebut memperoleh 26,82 persen kursi DPR dan 23,93 persen suara.

 

Jadi Koalisi Indonesia Bersatu sudah memenuhi persyaratan pasal 222 dari UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum untuk mengusung Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024.

 

Parpol lain tentu jadi berhitung, apa yang membuat ketiga Ketua Umum Parpol tersebut jauh-jauh hari sudah bisa menyepakati koalisi?

"Saya menduga, beberapa Parpol terkejut karena tidak menyangka perkembangan ini (caught by surprise). Bisa saja mereka mempercepat rencana koalisi mereka, atau berusaha merangkul ketiga Parpol tersebut, atau bisa juga berusaha agar Koalisi Indonesia Bersatu tidak jadi terwujud," kata Dradjad.

"Yang jelas, keputusan Golkar, PAN dan PPP telah mengubah peta politik nasional dengan cukup signifikan," lanjut dia.

 

Kedua, Dradjad menyebut, tokoh-tokoh nasional yang potensial menjadi Capres jelas akan menjajaki dukungan koalisi ini.

 

Tokoh yang sekarang menjadi Ketum parpol atau putri Ketum parpol seperti Puan Maharani, Prabowo Subianto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mau tidak mau harus mengkaji, apakah koalisi ini bisa diajak mendukung, atau justru menjadi pesaing politik.

 

Sementara, tokoh yang bukan Ketum parpol seperti Ganjar Pranowo, Anies Basweda, Soetrisno Bachir, Sandiagan Uno dan Erick Thohir, mau tidak mau perlu menjajaki apakah bisa diusung koalisi ini.

 

"Singkat cerita, posisi tawar politis dari ketiga parpol ini naik drastis," ucapnya.

 

Ketiga, Presiden Jokowi pun diyakini akan tertarik dengan koalisi ini. Sebagai Presiden, rasanya beliau netral dalam Pilpres 2024.

 

Namun, Jokowi dan keluarganya merupakan rakyat Indonesia yang mempunyai hak politik.

 

"Wajar jika Presiden mempunyai preferensi terhadap capres tertentu dan itu akan diikuti oleh sebagian besar pendukung beliau. Jika Koalisi Indonesia Bersatu mengusung capres tersebut, karena pilpres dan pileg berlangsung serentak, maka ketiga parpol ini berpotensi mendapatkan limpahan suara capres," kata Dradjad.

 

Keempat, Dradjad mengingatkan bahwa Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa sendiri juga berpotensi menjadi Capres atau Cawapres.

"Dengan berkoalisi, stok politik mereka otomatis naik, sehingga bisa saja koalisi nanti mengusung dua Ketumnya, di mana satu Ketum yang tidak maju akan diberi deal politik yang sangat bagus. Skenario ini bisa saja terjadi," katanya.

 

Lebit lanjut, ia mengatakan, keempat hal di atas memberi efek elektoral yang besar bagi ketiga Parpol.

 

Efek elektoral ini tinggal dimaksimalkan para kader, terutama para calegnya.

 

Apalagi, segmen pemilih ketiga parpol ini sangat berbeda.

 

"Dari sisi internal PAN, saya melihat kesepakatan koalisi ini adalah booster yang bisa menaikkan elektabilitas para Caleg PAN di dapil masing-masing," katanya.

 

Link berita : https://www.tribunnews.com/nasional/2022/05/16/keputusan-golkar-pan-dan-ppp-bangun-koalisi-indonesia-bersatu-ubah-peta-politik-jelang-2024

  • Hits: 576

PAN : Koalisi Indonesia Bersatu Sangat Strategis dan Punya Efek Kejut Politik

Senin, 16 Mei 2022 | 13:58 WIB

Red : Muchlis Fadjarudin

 

Koalisi Indonesia Bersatu yang disepakati Zulkifli Hasan Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) bersama Ketum Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan keputusan politik yang sangat strategis.

 

“Sebagai kader PAN, berdasarkan analisis yang obyektif, saya meyakini koalisi ini akan sangat memperkuat posisi politik ketiga parpol dalam pileg dan pilpres 2024,” ujar Dradjad Hari Wibowo Ketua Dewan Pakar PAN dalam keterangannya, Senin (16/5/2022).

 

Menurut Dradjad, kesepakatan ketiga Ketum tersebut mempunyai efek kejut politik yang besar. Parpol lain baru berancang-ancang menjajaki koalisi, sementara Golkar, PAN dan PPP sudah terlebih dulu menyepakati membangun koalisi.

 

“Dari hasil pileg 2019, ketiga parpol tersebut memperoleh 26,82 persen kursi DPR dan 23,93 persen suara. Jadi Koalisi Indonesia Bersatu sudah memenuhi persyaratan pasal 222 dari UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum untuk mengusung Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024,” jelasnya.

 

Kata dia, Parpol lain akan berhitung mengenai apa yang membuat ketiga Ketum parpol tersebut jauh-jauh hari sudah bisa menyepakati koalisi.

 

“Saya menduga, beberapa parpol terkejut karena tidak menyangka perkembangan ini (caught by surprise). Bisa saja mereka mempercepat rencana koalisi mereka, atau berusaha merangkul ketiga parpol tersebut, atau bisa juga berusaha agar Koalisi Indonesia Bersatu tidak jadi terwujud,” kata Dradjad.

 

Yang jelas, lanjut Dradjad, keputusan Golkar, PAN dan PPP telah mengubah peta politik nasional dengan cukup signifikan.

Dradjad menegaskan, tokoh-tokoh nasional yang potensial menjadi Capres jelas akan menjajaki dukungan koalisi ini.

 

“Tokoh yang sekarang menjadi Ketum parpol atau putri Ketum parpol seperti Puan, Prabowo, Muhaimin dan AHY, mau tidak mau harus mengkaji, apakah koalisi ini bisa diajak mendukung, atau justru menjadi pesaing politik,” tegasnya.

 

“Tokoh yang bukan Ketum parpol seperti Ganjar (Ganjar Pranowo), Anies (Anies Baswedan), Mas Tris (Soetrisno Bachir), Sandi (Sandiaga Uno) dan Erick (Erick Thohir) , mau tidak mau perlu menjajaki apakah bisa diusung koalisi ini,” imbuhnya.

 

Singkat cerita, kata Dradjad, posisi tawar politis dari ketiga parpol ini naik drastis.

 

Dradjad mengungkapkan, Jokowi Presiden pun akan tertarik dengan koalisi ini.

 

“Sebagai Presiden, rasanya beliau netral dalam Pilpres 2024. Namun beliau dan keluarganya kan rakyat Indonesia yang mempunyai hak politik. Wajar jika Presiden mempunyai preferensi terhadap capres tertentu dan itu akan diikuti oleh sebagian besar pendukung beliau. Jika Koalisi Indonesia Bersatu mengusung capres tersebut, karena pilpres dan pileg berlangsung serentak, maka ketiga parpol ini berpotensi mendapatkan limpahan suara capres,” ujar Dradjad.

 

Bahkan, Dradjad menegaskan, Airlangga Hartarto (Ketum Golkar), Zulkifli Hasan (Ketum PAN, dan Suharso Monoarfa (Ketum PPP) sendiri juga berpotensi menjadi Capres atau Cawapres. Dengan berkoalisi, stok politik mereka otomatis naik, sehingga bisa saja koalisi nanti mengusung dua Ketumnya, di mana satu Ketum yang tidak maju akan diberi deal politik yang sangat bagus. Skenario ini bisa saja terjadi.

 

Dradjad mengatakan, koalisi PAN, Golkar dan PPP akan memberi efek elektoral yang besar bagi ketiga parpol. Efek elektoral ini tinggal dimaksimalkan oleh para kader, terutama para calegnya. Apalagi, segmen pemilih ketiga parpol ini sangat berbeda.

 

“Dari sisi internal PAN, saya melihat kesepakatan koalisi ini adalah booster yang bisa menaikkan elektabilitas para Caleg PAN di dapil masing-masing,” pungkas Dradjad.(faz/iss)

 

Link Berita : https://www.suarasurabaya.net/politik/2022/pan-koalisi-indonesia-bersatu-sangat-strategis-dan-punya-efek-kejut-politik/

  • Hits: 478

Page 76 of 77

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id